Anggur Pilihan Tuhan (Pesan Gembala, 26 Januari 2020)

Yesaya 5:1-7 (1) Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. 

Yesaya pasal 5 ini merupakan nyanyian nabi Yesaya untuk menyuarakan bagaimana perasaan Allah melihat tingkah laku bangsa-Nya. Nyanyian ini diawali nabi Yesaya dengan memperkenalkan hubungannya yang akrab dengan Allah dengan menyebut-Nya sebagai “Kekasihku” yang memiliki sebuah kebun anggur yang terletak di lereng bukit yang subur. 

Tanah yang subur itu diolah dengan sangat baik oleh Pemiliknya, Ia mencangkulnya serta membuang bebatuan yang ada di lahan itu agar batu-batu itu tidak menghimpit akar pohon anggur yang akan ditanamnya. Setelah proses penggemburan tanah dilakukan, maka si Pemilik tanah itu menanam benih anggur pilihan. Lalu si Pemilik tanah juga membangun sebuah menara sebagai tempat untuk menjaga dan mengawasi lahan itu hingga nantinya menghasilkan buah. 

Namun ketika tiba musim panen, hasil kebun itu membuat si Pemilik kecewa, bahkan marah karena buah yang dihasilkan rasanya asam, sama seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan. Ini merupakan gambaran hidup orang Israel masa itu. Kekasih yang dimaksud Yesaya, yaitu Pemilik kebun anggur itu adalah Tuhan, sementara kebun anggur itu adalah orang percaya. Sementara anggur adalah buah kehidupan bangsa itu. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebahagiaan bangsa pilihan-Nya itu. Sebuah bangsa dengan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama manusia. 

Namun, sayangnya, umat itu malah hidup tidak seperti “rasa” yang diharapkan Tuhan. Mereka hidup dalam ketidaktaatan, kebobrokan iman, dan hidup dalam kesombongan seolah-olah mereka tidak membutuhkan Tuhan. Kualitas hidup mereka digambarkan seperti buah anggur yang tumbuh sembarangan di hutan yang tidak pernah disentuh oleh orang-orang karena rasanya yang sama sekali tidak enak. 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebuah pelajaran berharga yang Tuhan berikan kepada kita, yaitu tentang Israel, umat yang sangat Tuhan kasihi. Mereka seringkali tidak merespon kebaikan yang Tuhan beri, dan memilih untuk berjalan sekehendak hati mereka sendiri. Akibatnya, mereka menghasilkan “rasa” yang tidak Tuhan kehendaki. Tuhan menghendaki agar setiap kita umat yang dikasihi-Nya ini menghasilkan “rasa” buah anggur yang baik, yang bukan hanya Tuhan saja yang dapat mencicipinya, namun juga oleh semua orang. 

Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah: 

(1). Memahami bahwa Tuhan telah memberikan sarana yang terbaik bagi kita. 

Yes. 5:2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, … 

Kita adalah kebun anggur Tuhan. Artinya, kita adalah kepunyaan Tuhan. Untuk menjadi buah anggur yang baik, tentunya memerlukan proses yang serius mulai dari awal pembersihan lahan, penanaman bibit, pertumbuhan hingga masa panen. Tuhan menggambarkan diri-Nya bagaikan seorang petani kebun anggur yang mencangkul kebunnya, membuang batu-batunya, kemudian menanaminya dengan pokok anggur pilihan, lalu membuat menara jaga di tengah-tengahnya untuk memastikan seluruh proses pertumbuhan pohon anggur tersebut ada dalam pemeliharaan dan pengawasan yang benar. 

Demikian pula kita sebagai pohon anggur-Nya Tuhan memerlukan perawatan hari lepas hari yang terus menerus. Adakah kita telah memberikan respon yang benar ketika diri kita disiangi dan dibersihkan oleh sang Pemilik hari lepas hari? Sebuah proses yang “menyakitkan” namun sesungguhnya sedang memersiapkan diri kita menjadi buah anggur yang baik. Kebenaran yang memerdekakan mungkin bukanlah sesuatu yang mengenakkan bagi daging kita, namun menyehatkan bagi pertumbuhan rohani kita. 

(2). Memahami bahwa pengenalan akan Tuhanlah yang memudahkan seseorang dapat menjalani seluruh proses dengan baik. 

Yes. 5:1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. 

Seseorang dapat menyebut memiliki kekasih, apabila orang itu mengenal dan memahami yang dikasihinya itu. Seorang kekasih bukan hanya sekedar mengenal bagian luar kekasihnya, tetapi juga memahami hatinya yang paling dalam. Yesaya dalam nyanyiannya mengatakan bahwa ia memiliki kekasih. Hati Yesaya dikatakan telah menyatu dengan hati kekasihnya. Kekasihnya itu memiliki sebuah nyanyian yang berjudul: Kebun Anggur. 

Dalam lagunya, kekasih Yesaya itu menyebutkan, bahwa kebun anggur itu ditanami pokok anggur pilihan. Sang kekasih merawat dan menjaga kebunnya dengan baik. Sang kekasih memenuhi segala keperluan kebunnya untuk menghasilkan buah anggur yang baik. Yesaya mengatakan bahwa ia sangat mengetahui untuk tujuan apa Tuhan merawat dan memelihara anggur yang adalah umat-Nya, dan apa akibatnya apabila umat Tuhan tidak mengindahkannya. 

Mari jemaat Tuhan, menjalani proses penanaman, pembersihan hingga penuaian, seperti pohon anggur di atas, bukanlah sesuatu yang mudah, namun tahukah kita tujuan dibalik proses yang tidak mengenakan itu? Tuhan mau setiap orang turut menikmati keberadaan kita, sehingga memudahkan orang untuk mengenal dan mengalami Tuhan kita. Selamat dinikmati! 

Tuhan Yesus memberkati! 

Anggur Pilihan Tuhan (Pesan Gembala, 26 Januari 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-