30 September 2018 – Kecerdasan Memilih Benar

Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Perkataan ini disampaikan Yosua di hadapan umat Israel sebelum tugasnya sebagai seorang pemimpin bangsa Israel berakhir. Yosua memberikan nasihat-nasihat dan peringatan kepada orang Israel agar setia kepada Tuhan, tidak berpaling kepada berhala atau ilah lainnya. Kalimat “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” inilah bentuk ketegasan Yosua bahwa ia dan seisi rumahnya bertekad tetap setia beribadah kepada Tuhan.

Perkataan Yosua tersebut seharusnya dapat menginspirasi setiap orang percaya untuk tegas dan berkomitmen dalam menentukan pilihan yang tepat, yaitu setia beribadah kepada Tuhan.

Hidup adalah pilihan. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia. Manusia bebas menentukan pilihannya. Tuhan tidak menjadikan manusia seperti robot yang dikendalikan sebuah alat pengontrol. Manusia adalah citra Allah yang berperan serupa dengan Allah (mencipta, memelihara, menguasai, dan mengendalikan), tetapi tidak sehakikat dengan Allah.

Kembali kepada Yosua, Yosua melontarkan suatu pilihan kepada bangsa Israel apakah mereka memilih beribadah kepada Tuhan atau kepada allah lain. Yosua tidak memaksakan saudara sebangsanya harus memilih beribadah kepada Tuhan, tetapi Yosua mengingatkan bangsanya untuk menentukan pilihannya yang tepat. Pilihan mereka seharusnya berpusat kepada Tuhan yang telah mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberikan mereka Tanah Kanaan.

Yosua, sebagai pemimpin umat Israel, memutuskan pilihannya sendiri bahwa ia dan seisi rumahnya beribadah kepada Tuhan. Inilah keteladanan yang ditunjukkan Yosua.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Setiap kita sudah terbiasa diperhadapakan dengan berbagai pilihan yang harus kita ambil setiap hari. Namun apakah pilihan yang kita ambil adalah pilihan yang tepat atau tidak. Dunia memberikan kita dasar dan tujuan untuk membuat pilihan. Tuhan juga mengajarkan kita dasar dan tujuan untuk membuat pilihan. Ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya, termasuk hasil akhir yang akan diperolehnya. Oleh sebab itu, Tuhan mau kita memiliki kecerdasan untuk dapat memilih apa yang benar. Pilihan yang benar akan memberikan hasil akhir yang luar biasa tentunya. 

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan keputusan untuk melakukan pilihan yang benar, di antaranya adalah:

(1). Menjadikan Kristus sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah 

Yosua 24:15a Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. … 

Yosua pada saat itu tidak sedang menyuruh bangsa Israel untuk tekun beribadah. Ia juga tidak sedang menyuruh bangsa Israel membawa persembahan yang terbaik kepada Allahnya. Yosua pada waktu itu sedang memberikan kesempatan kepada bangsa Israel untuk memilih allah mana yang akan mereka sembah. Ada sebuah kekhawatiran yang diperhatikan oleh Yosua terhadap bangsa Israel. Bukan karena mereka tidak mau menyembah Allah, namun mereka menyembah Allah beserta allah-allah yang lain. Yosua memerhatikan bahwa mereka telah menyembah sesuatu atau seseorang yang lain selain Tuhan mereka. 

Hal yang sama ternyata tanpa disadari masih dilakukan banyak orang percaya di masa sekarang, yaitu bahwa bukannya mereka tidak mau menyembah kepada Yesus, namun banyak yang tidak menjadikan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Masih banyak orang yang telah menerima Yesus di dalam kehidupannya sambil tetap menyembah “berhala” yang lain. Dan “berhala-berhala” tersebut dapat berupa kesenangan, aktifitas, hobby, kepercayaan terhadap diri sendiri atau apa pun yang mengambil porsi perhatian yang lebih selain daripada Tuhan. 

(2). Menjadikan keluarga sebagai sebuah kesatuan untuk bersama-sama menyembah dan melayani Tuhan

Yosua 24: 15b Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Perhatikan ketegasan Yosua dalam ayat di atas. Pernyataan tersebut diucapkan Yosua didepan seluruh orang Israel, sebagai tekad dan kemantapan imannya yang tidak bisa ditawar-tawar. Yosua, sebagai seorang kepala keluarga mengetahui dengan jelas tanggung jawabnya untuk memimpin seisi keluarganya untuk setia beribadah kepada Tuhan yang hidup, yang sudah menyelamatkan, memelihara, dan memberkati hidupnya.

Ketegasan dan komitmen Yosua seharusnya menjadi teladan bagi para orang tua, khususnya setiap kepala keluarga untuk memimpin seisi keluarganya bukan saja sekedar membawanya ke tempat ibadah, namun mendidik setiap anggota keluarga ke dalam pengenalan akan Kristus. Menuntun dan membantu menemukan rencana Tuhan bagi setiap masing-masing anggota.

Mari umat Tuhan, tanpa sebuah keputusan yang demikian, maka sulit bagi kita orang percaya untuk mencapai tujuan Tuhan. Karena hari-hari ini dunia sedang berusaha menawarkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih nyaman, yang lebih cepat dan menyukakan daging tentunya. Selamat memilih benar! 

Tuhan Yesus memberkati! 

30 September 2018 – Kecerdasan Memilih Benar

| Warta Jemaat |
About The Author
-