26 November 2017 – Keselarasan Yang Membawa Kepada Kemuliaan

2 Tawarikh 5:13-14 (13) Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, (14) sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.
 
Kisah ini terjadi ketika tabut Allah belum lama dipindahkan dari kota Daud, yaitu di Sion, menuju Bait Suci Salomo. Sebelumnya tabut Allah sering berpindah-pindah tempat, namun memasuki zaman Salomo tabut tersebut berada di tempat yang tetap. 
 
Pada hari itu semua kepala/pemimpin suku Israel, termasuk seluruh rakyat, menghadiri pentahbisan Bait Suci. Di hadapan tabut Tuhan, Salomo dan seluruh umat Israel mempersembahkan korban kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung banyaknya kepada Tuhan (ayat 6). Kemudian para imam mulai menguduskan dirinya, para penyanyi serta pemusik memakai pakaian lenan halus, lalu dengan serempak mereka menaikkan pujian bagi Tuhan, “Sebab Ia Baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (ayat 13). Lalu awan kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Suci Salomo; awan kemuliaan berbicara tentang lawatan Roh Kudus, berkat Tuhan dan juga pemulihan.
 
Seperti itulah keadaan yang Tuhan rindukan ketika umat Tuhan berkumpul memuliakan-Nya. Ibadah tanpa dibarengi kemuliaan Tuhan itu tidak lebih dari sebuah pertemuan keagamaan pada umumnya. Tanpa kemuliaan Tuhan ibadah yang dijalani tidak akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dalam hidup orang percaya. Mereka datang hanya sekedar memenuhi kewajiban keagamaannya belaka tanpa mengalami perjumpaan dengan Tuhannya. Gambaran tentang kemuliaan Tuhan yang jelas dapat kita lihat pada pentahbisan Bait Allah di atas.
 
Awan kemuliaan memang tidak harus selalu nampak secara fisik dalam sebuah peribadahan. Yang pasti, kehadiran dari kemuliaan Tuhan itu akan membawa dampak luar biasa terhadap umat Tuhan. Selain mengalami jamahan kuasa Roh Kudus, umat Tuhan pulang dengan membawa komitmen untuk melakukan apa yang Tuhan katakan. Keberhasilan ibadah seringkali diukur hanya dengan sekedar berjalan lancarnya ibadah dan banyaknya jemaat yang hadir. Namun sesungguhnya, keberhasilan sebuah ibadah diukur dari kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Kemuliaan Tuhan terjadi bukan semata-mata adanya keputusan Tuhan untuk melawat umat-Nya, itu benar, namun juga karena adanya peran umat Tuhan yang bersehati merindukan serta mempersiapkan diri untuk mengalami kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Ada nilai keselarasan yang harus senantiasa dibangun dan ditingkatkan oleh umat Tuhan demi mengalami kemuliaan demi kemuliaan Tuhan.
 
Keselarasan-keselarasan apa saja yang perlu kita bangun, di antaranya adalah:
(1). Keselarasan dengan Tuhan
 
2 Taw. 5:7  Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub;
 
Merindukan kemuliaan Tuhan terjadi di tengah umat-Nya akan menjadi sia-sia tanpa kehadiran tokoh utamanya sendiri, yaitu Tuhan. Artinya, merindukan jamahan dan perkara-perkara besar terjadi di tengah-tengah umat Tuhan tanpa menempatkan Sang Raja di tempat tertinggi hanya akan menjadi sebuah mimpi yang tidak akan pernah terjadi. Banyak orang percaya hanya berseru-seru meminta pertolongan Tuhan tanpa sungguh-sungguh rindu menjadikan Tuhan sebagai raja di dalam seluruh aspek hidupnya.
 
Mari kita melihat kepada para imam Perjanjian Lama (PL) di Bait Suci yang menempatkan tabut Tuhan di tempat yang sangat disakralkan, yaitu di ruang mahakudus. Sebuah gambaran yang menjelaskan betapa mereka menempatkan Tuhan di posisi tertinggi. 
Lalu kemudian dikatakan, sebelum tabut ditempatkan di tempat khususnya, maka raja dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Betapa fokus penghormatan umat Tuhan hanya tertuju kepada satu hal saja, yaktu Tuhan Sang Raja sendiri.
 
(2). Keselarasan dengan sesama umat Tuhan
 
2 Taw. 5:13 Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN …
 
Melihat latar belakang para pemain alat-alat musik dan para penyanyi sudah pasti bahwa mereka semua adalah orang-orang pilihan yang telah dipilih secara khusus untuk melayani Tuhan. Keterampilan dan kemampuan mereka tentu sudah tidak diragukan lagi. Namun ingat, kehadiran Tuhan tidaklah semata-mata ditentukan oleh semua keahlian tersebut. Keselarasan, kesehatian dan rasa hormat yang sungguh kepada Tuhanlah yang membuat Tuhan sangat dimuliakan lewat pujian dan pengagungan yang mereka naikkan, sehingga Tuhan berkenan hadir di tengah umat-Nya.
 
Rasul Paulus pernah mengatakan kepada jemaat di Filipi tentang kunci sebuah kesehatian adalah ketika yang seorang tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, bahkan dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri. Memang hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, namun hal ini telah dibuktikan dari zaman ke zaman, bahwa di mana ada kesehatian dan kerendahan hati, maka ke sanalah Tuhan hadir melawat umat-Nya. 
 
Mari umat Tuhan, apa yang dialami oleh para imam dan umat Tuhan ketika awan kemuliaan hadir menyelimuti Bait Suci pada waktu itu bukanlah sesuatu yang hanya terjadi satu kali di masa itu saja. Itu bisa terjadi di masa sekarang ketika ada orang-orang percaya bersehati, merindukan serta membangun keselarasan untuk mengalami kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Selamat mengalami kemuliaan Tuhan!
 
Tuhan Yesus memberkati!

26 November 2017 – Keselarasan Yang Membawa Kepada Kemuliaan

| Warta Jemaat |
About The Author
-