13 Mei 2018 – Membangun Dengan Prioritas

Lukas 4:42-44 (42) Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. … (43) Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”
 
Peristiwa dalam perikop di atas adalah peristiwa dimana Yesus memulai hari-hari pelayanan-Nya yang luar biasa. Perkataan-perkataan yang penuh kuasa serta mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya membuat banyak orang mengalami jamahan kuasa ilahi yang luar biasa. Kerajaan Sorga ditegakkan dan kuasa iblis dibuat tak berdaya. Hal inilah yang membuat banyak orang ingin menahan Yesus agar tidak meninggalkan kotanya. Bagi Yesus pribadi hal itu tentu merupakan hal yang menyenangkan, karena Ia tidak usah berpayah-payah pergi berkeliling. Namun Yesus tahu prioritas apa yang harus ditegakkan dalam membangun pelayanan-Nya di bumi.
 
Membuat keputusan ke mana Ia harus pergi dan apa yang harus Ia lakukan bagi Yesus adalah sesuatu hal yang mudah, karena Ia tahu apa yang harus dilakukan-Nya. Ia tahu mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang menjadi prioritas kedua, dan seterusnya.
 
Apakah kita mengetahui urutan prioritas dalam hidup kita? Apakah kita pernah meluangkan waktu barang sejenak untuk merenungkan apa yang sebenarnya harus dilakukan dalam mengisi hari-hari kita? Ternyata banyak sekali orang yang tidak melakukannya. Mereka menjalani hari-harinya dengan begitu ringan dan melakukan apa saja yang ingin mereka lakukan, tanpa benar-benar bertanya kepada diri mereka apa yang sebenarnya harus mereka lakukan.
 
Bersyukur untuk Alkitab yang Tuhan berikan bagi kita, dimana firman-Nya telah mengajarkan banyak hal mengenai bagaimana memiliki hidup yang mempunyai tujuan. Prioritas apa yang harus kita tentukan seperti yang Tuhan kehendaki. Ada begitu banyak pernyataan di Alkitab mengenai hal itu, namun semua itu dapat disimpulkan ke dalam satu pernyataan singkat, yaitu: jadikanlah perkara kekal sebagai prioritas (make eternal things priority). 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Masih banyak dari kita sebagai orang-orang percaya yang belum memahami prioritas di dalam membangun kehidupannya. Ini bukan tentang seberapa sering orang percaya datang beribadah ke gereja atau seberapa sibuk seseorang beraktivitas rohani. Ibarat orang membangun sebuah gedung bertingkat, bukankah bagian pertama yang harus dibangun adalah fondasinya? Namun ada orang-orang yang memilih membangun bagian-bagian lainnya terlebih dahulu, yang menurut pemikirannya lebih mudah atau lebih menyenangkan hati. Ada orang-orang yang memilih pengejaran agar namanya masuk ke dalam buku sejarah, namun membiarkan namanya tidak tercantum di dalam buku kehidupan. Ada orang-orang yang menyibukkan dirinya untuk pengejaran hal-hal yang kurang penting namun kehilangan upah dari Sorga.
 
Melalui pesan ini kita akan belajar beberapa hal dari apa yang Yesus lakukan, di antaranya adalah:
 
(1). Yesus membuat hubungan dengan Bapa sebagai prioritas
 
Lukas 4:42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. 
 
Selain menjalani waktu-waktu pelayanan-Nya yang begitu padat, dimana Yesus mengajar di sinagoga-sinagoga, menyembuhkan orang-orang yang sakit termasuk melepaskan mereka yang dirasuk setan, selalu Yesus meluangkan waktu-waktu-Nya dalam keintiman bersama Bapa di Sorga. Dalam ayat 42 dikatakan Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi (terjemahan lain: Ia menjauhkan diri-Nya dari orang banyak dan pergi ke sebuah tempat yang tersembunyi), untuk meluangkan waktu-Nya dengan berdoa.
 
Sering orang berpikir bahwa Yesus adalah Pribadi yang selalu mementingkan nasib banyak orang. Seorang yang senang berada di tengah-tengah kerumunan orang untuk mengajar dan menyembuhkan. Semua itu benar, namun apabila kita perhatikan, Alkitab mencatat bahwa prioritas nomor satu dari seluruh kesibukan Yesus adalah bukan orang banyak, betul Ia mengasihi orang-orang dan rela berkorban untuk seluruh umat manusia. Namun prioritas pertama-Nya adalah hubungan-Nya dengan Allah Bapa. Ia menyadari bahwa keberadaan-Nya akan menjadi sia-sia bagi orang banyak apabila Ia tidak berada di dalam hubungan yang konstan dengan Bapa sorgawi, tanpa mengetahui kehendak Sang Bapa.
 
(2). Yesus menyadari tujuan keberadaan-Nya 
 
Lukas 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”
 
Apabila diperhatikan di ayat sebelumnya, kita mengetahui bahwa orang banyak datang kepada Yesus dan berusaha menahan-Nya agar tidak meninggalkan mereka. Mereka mengingini Yesus hanya bagi mereka. Setelah hari-hari pelayanan Yesus di sana yang penuh dengan mujizat, banyak orang berpikir bahwa orang seperti Yesus inilah yang sangat cocok berada senantiasa di tengah-tengah mereka. Mereka pasti tidak akan sakit lagi, tidak akan ada lagi orang-orang yang dirasuk setan, dan lain-lain. Namun lihat tanggapan Yesus atas permintaan orang banyak tersebut. Yesus mengatakan bahwa Ia juga harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah diri-Nya diutus.
 
Apa tujuan Kristus datang ke dunia? Untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah! Ia mengatakan bahwa ini yang harus Ia lakukan. Mungkin hal ini bukanlah sesuatu yang sangat ingin Ia lakukan. Apabila Ia disuruh memilih banyak pilihan, mungkin ini bukanlah pilihan yang Ia akan pilih. Namun Yesus menyadari bahwa ini adalah satu hal yang harus Ia lakukan. Menyembuhkan mertua Petrus yang sakit itu indah, mengajar di Kapernaum itu sangat menyenangkan, mengusir setan atas diri seseorang sangat memerdekakan, namun tinggal menetap di sana berarti akan sangat melalaikan apa yang Bapa sorgawi ingin Yesus lakukan. Itulah sebabnya Yesus memilih melakukan tugas tepat seperti yang Bapa inginkan. Itulah prioritas keberadaan-Nya.
 
Mari umat Tuhan, belajarlah dari apa yang dilakukan oleh Yesus supaya kita mengerti maksud dari pesan Tuhan ini bagi kita. Mungkin selama ini kita senang melakukan sesuatu yang pas dengan keinginan hati kita, namun mari kita sama-sama memrioritaskan waktu kita dengan Bapa sorgawi, sehingga kita benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya Bapa ingin kita lakukan sehingga hati Dialah yang disenangkan. Selamat menjadi perkara kekal sebagai prioritas kita!
 
Tuhan Yesus memberkati!

13 Mei 2018 – Membangun Dengan Prioritas

| Warta Jemaat |
About The Author
-