13 Agustus 2017 – Mengerti Waktu Tuhan

Kejadian 18:14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.”
 
Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan anak kepada Abraham melalui Sarah (Kej.17:16,19), tetapi Sarah sulit untuk mempercayainya. Awalnya Sarah berpikir bahwa Allah hanya mementingkan keturunan dari Abraham, jadi keturunan itu tidak harus berasal dari rahimnya. Ini bisa dimengerti karena sebelumnya Allah memang tidak menegaskan siapa ibu dari anak Abraham. Namun setelah Allah dengan tegas mengatakan bahwa anak yang dimaksud harus lahir dari rahimnya (Kej.17:18-19), maka mengertilah Sarah, meskipun sebetulnya masih sulit baginya untuk mempercayai hal itu.
 
Ketika Allah mengunjungi Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan ia akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sarah tertawa dalam hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah begitu tua dan telah mati haid. Jadi bagaimana mungkin ia dan Abraham bisa mendapatkan seorang anak? Ternyata tidak mudah bagi umat Allah untuk percaya bahwa Allah dapat melakukan apa yang melampaui pemikiran manusia, dengan cara dan waktu-Nya. Padahal Allah sudah sangat sering melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia.
 
Kita sadar betul bahwa kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Allah sanggup melakukan apa yang mustahil bagi manusia atau apa yang berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Namun kita perlu menyadari juga, bahwa ada rentang waktu yang dilibatkan di dalamnya, yaitu dari sejak ditetapkannya sebuah janji hingga hari penggenapannya. Seringkali banyak orang percaya yang gagal di dalam masa penantian dari penggenapan janji tersebut.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bahwa apa yang Tuhan telah janjikan, percayalah bahwa Tuhan pasti akan menggenapinya. Namun di tengah rentang waktu penantian hingga penggenapan janji tersebut, Tuhan mau kita belajar mengerti cara dan waktu Tuhan bekerja. Tuhan mau kita memahami bahwa waktu-Nya tidak pernah terlalu cepat, juga tidak pernah terlalu lambat, selalu tepat seperti yang Ia tetapkan. 
 
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Jangan mempercepat sendiri waktu Tuhan 
 
Kej. 16:2  Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
 
Sekian lama Abram dan Sarai belum dikaruniai anak, belum lagi ditambah bahwa kondisi fisik mereka yang sudah terlalu tua dan sama sekali tidak memungkinkan untuk melahirkan anak, membuat Sarai berpikir bahwa mungkin keturunan yang dimaksud Tuhan tidak mesti lahir dari rahimnya. Sarai mulai mereka-reka dalam pikirannya sendiri bahwa yang penting janji memiliki keturunan itu dapat segera tergenapi. Perkara lahir dari rahim perempuan lain tidaklah menjadi masalah bagi dia, yang penting ada benih Abram di dalamnya. Karena bukankah Tuhan tidak spesifik berkata bahwa keturunan itu harus lahir dari rahimnya.
 
Sarai saat itu tidak menyadari bahwa keputusan yang tergesa-gesa untuk merelakan suaminya mengambil perempuan lain demi memeroleh keturunan adalah keputusan pribadi yang akhirnya menimbulkan masalah yang pelik di kemudian hari dari generasi ke generasi. Sedangkan Tuhan setelah peristiwa itu menegaskan bahwa keturunan yang Ia maksud haruslah lahir dari rahim Sarai sendiri. 
 
Bukankah seringkali banyak orang percaya “merekayasa” penggenapan janji Tuhan dengan caranya sendiri. Keinginan dan ambisi pribadi seringkali dibungkus dengan perkataan-perkataan rohani yang seolah-olah membuat ia sedang mengalami penggenapan seperti yang dikehendaki Tuhan.
 
(2). Jangan meragukan kuasa Tuhan yang dahsyat
 
Kej. 18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
 
Ketika suatu hari Allah mengunjungi Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan Sarah akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sarah tertawa dalam hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah begitu tua dan telah mati haid. Jadi bagaimana mungkin ia dan Abraham bisa mendapatkan seorang anak? Kata “tertawa” yang dimaksud pada kalimat di atas bukanlah tertawa karena gembira bahwa akhirnya ia akan melahirkan keturunan. Tertawa yang dimaksud (Ibr.: tsachaq) bermakna mengolok-olok Tuhan tanda bahwa apa yang diucapkan Tuhan adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi terhadap dirinya. Dalam arti kata lain, Sarah sebetulnya sedang meragukan kuasa Tuhan.
 
Padahal Allah sudah sangat sering melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia. Bagaimana Ia telah membawa keluar umat Israel dari perbudakan Mesir dan membelah laut Teberau hingga umat Israel bisa menyeberang, menahan aliran sungai Yordan menjelang umat Israel memasuki tanah perjanjian, meruntuhkan tembok Yerikho yang begitu kokoh hanya dengan sorak sorai umat Israel, dan lain sebagainya. Kita lihat bagaimana Allah dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Kita juga dapat melihat bahwa selama tiga generasi, istri dari bapa-bapa leluhur Israel adalah wanita-wanita mandul. Namun bukankah mereka semua akhirnya melahirkan keturunan-keturunan yang luar biasa?
 
Mari umat Tuhan, apa pun janji yang sedang kita nantikan, kalau benar itu sungguh-sungguh berasal dari Tuhan, percayalah bahwa Ia pasti akan menggenapinya menurut cara dan waktu-Nya sendiri, bukan menurut waktu dan cara kita. Ketika Tuhan berkata minggu lalu, bahwa Ia sedang menumbuhkan sesuatu yang baru dalam kehidupan kita, percayalah dan nantikanlah dengan penantian yang benar. Selamat berjalan dalam waktu-Nya Tuhan!
 
Tuhan Yesus memberkati!
 

13 Agustus 2017 – Mengerti Waktu Tuhan

| Warta Jemaat |
About The Author
-