03 Maret 2018 – Jangan Hanyut Terbawa Arus

Kejadian 6:13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
 
Tuhan Yesus menjelaskan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa di dunia pada saat kedatangan-Nya yang kedua akan sama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari-hari sebelum air bah. Jadi, kondisi pada zaman Nuh akan diulangi kembali sebelum kedatangan Kristus yang kedua dan akhir zaman sebagaimana kita mengetahuinya. Dan setiap tanda mengindikasikan bahwa kita sekarang sedang hidup di waktu itu, di hari-hari terakhir dari zaman ini.
 
Jika membaca Alkitab dengan baik, kita akan tahu bagaimana zaman Nuh itu sebenarnya. Berdasarkan kitab Kejadian pasal 6 kita bisa melihat bahwa di zaman itu kejahatan manusia begitu besarnya, bahkan dikatakan keinginan hati manusia selalu membuahkan kejahatan. Inilah juga yang terjadi di akhir zaman dimana kejahatan manusia berada di titik klimaks, standar moral akan merosot begitu jauh.
 
Tuhan Yesus dalam Matius 24: 37-39 juga mengatakan, “… mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, …“, apa artinya ini? Artinya, orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya terjebak dalam urusan-urusan duniawi, mengejar berbagai kenikmatan duniawi, dan mereka tidak tahu akan sesuatu. Orang-orang percaya seperti ini akan hanyut terbawa arus, sebagaimana Tuhan membinasakan manusia di zaman Nuh dengan air bah. Namun, di sini juga menemukan petunjuk supaya tidak dibinasakan, melainkan diselamatkan sebagaimana Nuh “disisihkan” dari kebinasaan air bah.
 
Jika dunia ini semakin hanyut dalam dosa dan kejahatan yang besar, seorang pemercaya sejati harus tetap hidup benar dan tidak bercela. Jika banyak orang semakin mencari perkara-perkara duniawi dan mengejarnya habis-habisan, seorang pemercaya sejati seharusnya siap menderita demi mengejar berkat-berkat surgawi supaya kita bisa bersama Dia saat Anak Manusia itu menyatakan diri-Nya.
 
Seperti itulah seharusnya kita, orang-orang percaya. Sayangnya, banyak orang percaya lebih tertarik untuk mengikut arus, menjalani bentuk kehidupan menurut cara pikir dunia. “Apa sih yang bisa kita lakukan dalam menghadapi kesesatan dunia? Daripada repot-repot, lebih baik ikut saja.” seperti itulah pola pikir banyak orang percaya. Padahal, meski jumlahnya relatif tidak banyak, orang-orang percaya yang hidup benar dan tidak bercela dapat membawa perubahan, bahkan menjauhkan jatuhnya hukuman Tuhan atas bangsa dan negaranya. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan sedang memberikan peringatan kepada kita akan derasnya arus dunia yang terjadi pada hari-hari terakhir ini. Bagaikan kekuatan terjangan “air bah” banjir yang melanda di banyak wilayah di musim hujan ini. Bagaimana kekuatan arus air mampu menyeret kendaraan-kendaraan berukuran besar, demikian pula dahsyatnya kekuatan arus dunia yang mampu menyeret siapa pun tanpa pandang bulu. Dibutuhkan orang-orang percaya yang berani memutuskan untuk hidup tidak serupa dengan dunia ini. Di sinilah pentingnya memiliki tembok pembatas yang tegas dan kokoh untuk menahannya.
 
Apa yang perlu diperhatikan agar orang percaya tidak hanyut terbawa arus dunia?
(1). Hidupi nilai-nilai Kerajaan Allah
 
Kej. 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
 
Di masa itu selain jumlah manusia di bumi terus bertambah banyak, jumlah kejahatan manusia pun turut meningkat. Alkitab mengatakan bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan. Nuh hanyalah “segelintir” orang benar yang menjalani kehidupan yang berbeda dengan kebanyakan orang pada waktu itu dengan segala konsekuensinya. Nuh berani memutuskan hidup tidak serupa dengan dunia.
 
Nuh berani menghadapi konsekuensi dibenci, disisihkan atau disingkirkan dari pergaulan di sekelilingnya. Baginya, hubungan erat dengan Tuhan jauh lebih penting dari segala kepentingan dunia dan keputusan ini membuat Tuhan berkenan menyingkapkan rahasia-Nya kepada Nuh. Dari masa ke masa dunia akan selalu menjadi medan yang sulit bagi kita. Namun, sesulit apapun jangan sampai kita memilih berkompromi dengan berbagai hal yang menyakiti hati Tuhan. Ingatlah bahwa Firman Tuhan berkata: “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17). Hidup yang dijamin Tuhan ini bukan hanya saat di dunia tapi juga pada kehidupan kekal kelak bersama-Nya di Surga.
 
(2). Hidupi hidup yang peduli dan akurat
 
Kej. 6:15-16, 22 (15) Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
 
Kebanyakan orang berpikir bahwa dosa bisa dilawan dengan perbuatan baik. Orang berpikir dengan banyak melakukan perbuatan baik akan semakin membuat dosa jadi lebih berkurang. Kenyataannya, perbuatan yang dianggap baikpun ternyata bisa juga hanya menambah dosa. Karena permasalahannya adalah, bagaimana kita bisa tahu bahwa perbuatan baik itu adalah perbuatan yang benar dan berkenan kepada Tuhan?
 
Nuh mengajarkan sesuatu yang melampaui perbuatan baik, yaitu melakukan tepat sesuai perintah Tuhan. Kata “dosa” yang paling menonjol di dalam bahasa aslinya, baik bahasa Ibrani maupun Yunani mempunyai pengertian: meleset dari sasaran. Jadi, cara terbaik untuk melawan dan mengalahkannya adalah dengan melakukan yang sesuai dan tepat pada sasaran; melakukan dengan tepat sesuai dengan perintah Tuhan. Kalau hanya sekedar melakukan perbuatan-perbuatan baik, tidak membereskan dosa. Tetapi, dengan melakukan tepat sesuai dengan perintah Tuhan bisa mengembalikan arah dan tujuan yang benar dan seharusnya. Pertanyaan yang muncul selanjutnya, bagaimana kita bisa tahu yang tepat sesuai dengan perintah Allah? Jawabannya, ada di dalam Alkitab. 
 
Mari jemaat Tuhan, kita memang sudah tahu tentang derasnya arus dunia yang mencoba untuk menyeret orang-orang percaya. Namun apabila Tuhan dengan sengaja memberikan pesan-Nya ini khusus kepada kita, artinya betapa kita harus lebih waspada lagi membentengi hidup kita. Bangunlah kualitas hidup sama seperti yang Nuh bangun bersama keluarganya. 
 
Tuhan Yesus memberkati!

03 Maret 2018 – Jangan Hanyut Terbawa Arus

| Warta Jemaat |
About The Author
-